Dikau Penambat Kasih Abadi

0

Since the previous poem was written for me in Chinese, I reckon it is only apt for me to reply in another language other than English. Apart from the universal lingua franca, Malay is the only other language that I'm able to at least write decently. So, Malay it is...



Dikau Penambat Kasih Abadi

Saat dikau muncul di hidupku,
Bagaikan jauhari manikam menusuk kalbu,
Umpama pelangi ceria mewarnai kanvas di awan biru,
Aku reda, menerima kehadiranmu.


Jauh di lubuk sanubariku,
Cetusan jiwa yang seakan ditelan dek waktu,
Ingin daku sampaikan kepadamu,
Agar dapatku kotakan janji ikrarku buat Si Ratu.


Masih terperap indah di memoriku,
Saat-saat romantis yang dikau tinggalkan,
Bagai menemani daku di waktu subuh,
Menatapi sepak bola di rangkaian sukan.


Dimalam sinaran purnama,
Menghayati riak wajamu,
Terpegun daku terpesona,
Keanggunan lembut bicaramu.


Belaian jiwa yang membayangi diriku,
Bagai mentafsir setiap limpahan kasihmu,
Dikau penambat kasih abadi daku,
Inginku hayati cintamu hingga ke hujung waktu.


Berpegang tangan mulusmu di Freo,
Hatiku seakan berbicara cinta dengan mu,
Namun daku bukan Sang Romeo,
Hanya seorang putra yang ingin mencurah kasih padamu.


Cetusan hatiku,
~Ryan~


Comments (0)